Menggapai Kenyamanan Di The Roemah 7a
by: Agnes Savithri
http://properti.bisnis.com/read/20141206/48/380175/menggapai-kenyamanan-di-the-roemah-7a
Bisnis.com, JAKARTA--Dari
kejauhan rumah yang terletak di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan
ini nampak asri dan terkesan klasik. Sebuah joglo besar menjadi bagian
depan rumah ini. Tidak ketinggalan, mobil tua berwarna putih parkir di
depannya. Di sebelah kanan dari bangunan utama, terdapat dua joglo kecil
yang berisi kursi dan meja kayu yang tidak beraturan.
Rumah
tersebut adalah The Roemah 7a yang dimiliki oleh pasangan Anthon
Novianto dan Dewi Syarah. Bangunan seluas 3.000m2 ini sudah berdiri
sejak 1978."Dahulu sebelum dibangun rumah, tanah ini merupakan kebun
rambutan," tutur Anthon.
Almarhum ayah Anthon lah
yang kemudian membeli rumah ini dan membangunnya menjadi rumah dengan
model 70-an pada masa itu. Namun, rumah tersebut tidak pernah
ditinggali oleh keluarga Anthon. Rumah ini pada awalnya dibangun untuk
disewakan kepada ekspatriat yang bertugas di Indonesia pada masa itu.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan properti di Indonesia. Rumah ini mulai kalah dengan apartemen
dan cluster-cluster yang baru dibangun. Akhirnya pada tahun 2006,
Anthon memutuskan untuk mengubah rumah ini menjadi sebuah fungtion
house.
Anthon yang sejak muda memang menyukai
barang-barang vintage mendekorasi rumah ini menjadi rumah tradisional
unik yang tentunya ada sentuhan modern. Di bagian depan rumah, Anton
meletakkan sebuah rumah joglo besar yang dia beli di Jakarta. Namun,
gebyok tersebut berasal dari Kudus. Dia mendapatkan rumah joglo tersebut
secara kebetulan karena orang yang memesan rumah joglo tersebut
mendadak membatalkan pesanannya.
Di samping rumah
joglo bagian depan, terdapat dua joglo kecil yang Anthon pergunakan
sebagai tempat meletakan mebel vintage yang hendak dia jual. Mobil-mobil
tua yang menghiasa halaman depan rumahnya pun merupakan hasilnya
berburu mobil bekas di kampakan mobil di Jakarta dan sekitar Jawa.
Memasuki rumah ini, terlihat banyak pajangan barang vintage. Anthon menyebutnya barang vintage bukan antik karena menurutnya kedua barang tersebut memiliki makna yang lain.
"Barang
antik itu seperti tempat tidur raja yang bisa dilihat di museum,
sedangkan barang vintage itu barang yang memiliki nilai nostalgia dan
kisah menarik untuk diceritakan karena pernah mengalami menggunakan
barang itu," cerita Anthon.
Banyak koleksi Anthon
yang dipajang dalam rumah ini. Di bagian depan, bisa dilihat sederet
televisi zaman dahulu yang masih berbentuk tabung menyerupai helm dengan
berbagai warna. Disampingnya bisa dilihat lemari yang berisi
komik-komik jaman dahulu yang dilihat dari warnanya sudah berumur lebih
dari 10 tahun.
Memasuki bagian dalam rumah, nuansa
kental dari tradisional Jawa yang dipadukan dengan nuansa modern
semakin terasa. Di beberapa sudut rumah terlihat gebyok-gebyok yang
Anthon dapatkan dari sekitar Jakarta dan Jawa. Hampir semua gebyok ini
terbuat dari kayu jati. Hanya ada satu gebyok yang Anthon dapatkan dari
rumah betawi. Dan gebyok tersebut terbuat dari kayu nangka karena
rata-rata gebyok betawi jaman dahulu terbuat dari kayu nangka.
Di
salah satu pojok rumah pun terlihat display yang sangat menarik. Anthon
memajang koleksi boneka Jepang milikinya. Boneka ini tertata rapi dalam
kotak-kotak kaca yang memang langsung dibeli dari Jepang ketika Anthon
sekolah disana. Di sisi lain rumah, terdapat pajangan vespa-vespa mini yang digantung di dinding.
Vespa ini sudah berumur puluhan tahun, tak sengaja Anthon dapatkan dan dia cat
ulang. Selain itu diseluruh penjuru ruangan dapat ditemukan semua
koleksi barang vintage Anthon dari mulai kaset, proyektor, kaset, view
master, pemutar piringan hitam dan barang vintage lainnya. Untuk hiasan
dinding pun, terlihat beberapa relief yang menggantung di dinding.
Selain itu tidak sedikit pula poster dan iklan film tahun 60an-70an yang
dibingkai rapi. Semua koleksi ini merupakan milik Anthon yang dia
dapatkan dari Jakarta dari sekitar Jawa seperti Semarang, Solo dan
Malang.
Memasuki halaman dalam rumah ini, akan
langsung terlihat pemandangan kolam renang yang dikelilingin rumput
hijau dan pepohonan. Di belakangnya terlihat sebuah rumah joglo yang
besar. Di depannya terdapat sepasang patung Gupala yang mengapit di
kanan dan kiri pintu. Anthon menjelaskan Gupala ini merupakan patung
penjaga yang memang sepaket dari rumah joglo. Joglo bagian dalam ini
menurut Dewi sering digunakan sebagai pelaminan ketika ada acara
pernikahan. Saat ini, The Roemah 7a ini memang digunakan sebagai rumah
serbaguna dari mulai pemotretan, gathering hingga pernikahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar